alexametrics Progres Sekolah Terpadu 25,8 Persen, Seharusnya 34 Persen

Progres Sekolah Terpadu 25,8 Persen, Seharusnya 34 Persen

Jumat, 26 Mei 2023 14:39

progres-sekolah-terpadu-258-persen-seharusnya-34-persen

Agar bisa memenuhi target tuntas pada Desember tahun ini, pembangunan sekolah terpadu di Balikpapan Regency dikebut. Sekolah ini diproyeksikan beroperasi pada PPDB 2024.

 

BALIKPAPAN – Puluhan pekerja terus mengebut progres pekerjaan sekolah terpadu yang berlokasi di Balikpapan Regency. Seperti yang terpantau pada Kamis (25/5). Pembangunan SD 016 Balikpapan Selatan dan SMP 26 ini masih berupaya mengejar deviasi proyek.

Kepala Disdikbud Balikpapan Irfan Taufik mengatakan, progres sekolah terpadu terkini pada angka 25,8 persen by data. Sementara posisi sekarang, seharusnya progres sudah mencapai 34 persen. “Artinya, ada deviasi sekitar 8 persen,” ujarnya. Disdikbud kini memantau agar kontraktor mengejar deviasi.

Irfan menjelaskan, sesuai aturan yang tertuang dengan kontraktor PT Sarjis Agung Indrajaya, jika deviasi terjadi melebihi 10 persen baru dilakukan show cause meeting (SCM). Sementara, saat ini masih berprogres. Pihaknya juga sembari melakukan peninjauan melihat seluruh potensi yang ada.

“Saya lihat seluruh bahan baku yang memang digunakan untuk mengejar progres itu semua sudah ada di tempat,” ujarnya. Begitu pula para pekerja yang beraktivitas pagi, siang, sampai malam hari.

Menurutnya, soal penerimaan peserta didik baru (PPDB) merupakan problem tahunan yang dihadapi Pemkot Balikpapan.

Seperti diketahui, masalah besar dalam PPDB, yakni ketersediaan sekolah yang tidak berbanding lurus antara lulusan SD yang ingin melanjutkan ke jenjang SMP. Totalnya, terdapat 137 SD negeri dengan jumlah lulusan sekitar 12 ribu siswa. “Sementara, jumlah SMP yang ada hanya 25 sekolah, dengan daya tampung sekitar 5.000-6.000 siswa,” jelasnya.

Masalah besarnya karena jumlah ketersediaan kursi tidak berbanding lurus. Itu yang membuat hampir 40 persen lulusan SD lari ke SMP swasta. “PPDB secara teknis semua sama, solusinya memang menambah sekolah,” sebutnya. Apa pun sistem yang digunakan PPDB tetap ada problem setiap tahun karena kekurangan jumlah sekolah.

Langkahnya selama 1,5 tahun terakhir dibangun fasilitas dan sekolah baru. “Misalnya, di utara ada SMP 24 menambah RKB. Lalu, SMP 25 di barat. Serta SMP 26 yang saat ini masih dibangun di Balikpapan Regency masih dalam proses dan bisa digunakan 2024,” bebernya. Sedangkan tahun depan, rencananya membangun SMP di wilayah tengah dan timur.

Belum lagi masalah jumlah tenaga guru yang masih kurang. Itu juga menjadi beban sembari membangun sekolah. Apalagi, penerimaan ASN merupakan kewenangan pusat. “Sekarang, status dari naban menjadi PPPK. Tapi dari sisi kuantitas sama, hanya mengubah status. Orangnya masih sama-sama itu saja,” pungkasnya. (ms/k15)

 

DINA ANGELINA

dinaangelina6@gmail.com