Menengok Ruang Digital Museum Mpu Tantular Jawa Timur
Klik Sentuh dan Pindai, Bisa Belajar Beragam Arca serta Topeng Malangan
Senin, 22 Mei 2023 15:29


Selain koleksi fisik, Museum Mpu Tantular Jawa Timur (Jatim) juga memiliki benda-benda koleksi digital yang dipamerkan dalam ruang digital. Upaya untuk menarik anak-anak muda agar datang.
FIRMA ZUHDI ALFAUZI, Sidoarjo-EKO HENDRI SAIFUL, Surabaya
PUGUH Wiratmo menunjuk ke kacamata virtual reality (VR). ”Coba dipakai, lalu dekati objek kendi dengan menggerakkan tangan,” kata pemandu Museum Mpu Tantular Jatim di Sidoarjo tersebut kepada Jawa Pos.
Jawa Pos mengikuti yang diinstruksikan Puguh di ruangan di lantai 2 museum pada Jumat (19/5) sore lalu itu. ”Setelah mendekat dan tangan virtualnya menyentuh kendi, nanti kendi tersebut bisa diambil langsung dan melihatnya dengan jelas di dalam kacamata VR," jelas Puguh.
Berkunjung ke museum pun jadi menawarkan sensasi berbeda. Keingintahuan tentang berbagai benda dapat terjawab dengan hanya menggerakkan tangan. Ruangan berukuran 8 x 8 meter itu memang disediakan khusus untuk ruang digital. Selain VR, ada e-museum dan augmented reality seputar koleksi museum.
Kasi Preparasi dan Bimbingan Edukasi Museum Mpu Tantular Sadari menjelaskan, ruang digital dengan berbagai kontennya tersebut mulai dibangun akhir 2019. ”Ini sebagai hiburan sekaligus tempat belajar bagi pengunjung," katanya.
Yang sudah diterapkan di Museum Mpu Tantular itu menjadi contoh dari apa yang tengah berusaha didorong Pemerintah Provinsi Jatim: penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di museum. ”Kami akan memfasilitasi,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat peringatan Hari Museum pada Kamis (18/5) pekan lalu.
Menurut Khofifah, museum tak hanya menjadi jujukan wisata. Tapi juga penting untuk kegiatan penelitian. Karena itu, kreativitas dalam pengelolaan sangat diperlukan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim Hudiyono menambahkan, museum-museum di Jatim memiliki daya tarik masing-masing. Penerapan AI digital akan tetap mempertimbangkan aspek kualitas dan lokalitas. ”Seperti Museum Trowulan di Mojokerto. Tentu penerapan digital di lokasi itu harus ada kajian terlebih dahulu,” tuturnya.
Di Museum Mpu Tantular, ruang digital dibangun dengan kesadaran untuk kian menarik lebih banyak anak-anak muda untuk datang. ”Misalnya, lewat VR pengunjung seakan-akan masuk menjelajah ke benda-benda bersejarah. Untuk augmented reality, pengunjung bisa merasakan seakan-akan objek yang mendekat ke kita," terang Sadari.
Untuk e-museum yang berupa layar sentuh, Puguh menjelaskan berisi menu-menu koleksi museum. ”Bisa langsung disentuh pada tulisan koleksinya. Lalu muncul gambar tiga dimensi lengkap dengan penjelasannya," jelas dia. Gambar tersebut bisa dilihat 360 derajat. ”Kalau mau melihat detail, tinggal diperbesar," imbuhnya.
Ada 16 koleksi dalam e-museum itu. Dibagi dalam tiga kategori: benda yang berbahan kayu, berbahan batu, dan berbahan besi.
Kalau mengeklik sentuh benda yang berbahan batu, muncullah deretan benda koleksi yang terbuat dari batu. Di antaranya arca Durga, arca Surya, dan arca Siwa. Begitu pula halnya saat yang disentuh benda terbuat dari kayu. Akan muncul di antaranya topeng Malangan dan busur.
Bergeser sedikit dari monitor e-museum, ada layar 50 inci yang tersambung dengan kacamata VR tadi. Selain kendi, ada empat benda lainnya dalam VR tersebut: patung primitif, lingga-yoni, arca Siwa, serta perhiasan emas Garudeya.
Satu lagi, di dalam ruang digital tersebut juga ada delapan kotak seperti keramik yang diletakkan di atas meja. Kotak tersebut berisi huruf dan gambar-gambar yang bisa dipindai. ”Ini augmented reality table. Kotaknya itu di-scan pakai tablet, nanti langsung keluar video dan gambar terkait koleksi benda bersejarah," kata Puguh.
Karena ada delapan kotak, artinya ada delapan konten yang bisa dipindai dan dilihat dari monitor tablet. Di antaranya, ada patung Panji, cerita Bubuksah dan Gagangaking, serta topeng Malangan. ”Misalnya, terkait topeng Malangan, begitu di-scan kotaknya nanti di layar tablet langsung muncul video orang menari menggunakan topeng tersebut," jelas Puguh.
Hudiyono menerangkan, untuk sementara AI digital dimanfaatkan untuk edukasi dan publikasi. Saat ini Pemprov Jatim melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim juga telah memulai digitalisasi manuskrip turots atau kitab kuno. Pendigitalan manuskrip itu dilakukan ke berbagai pondok pesantren di Jatim. Banyak kitab yang sudah lapuk dialihmediakan.
Sadari sendiri mengakui, konten di ruang digital Mpu Tantular masih perlu terus ditambah. Penggunaannya juga butuh pendampingan dan pembatasan. ”Tidak bisa misalnya ratusan pengunjung semuanya ke ruang digital. Karena keterbatasan ruang dan alat," katanya.
Empat tahun sudah berjalan, ungkap Sadari, belum ada pihak lain yang datang khusus untuk belajar tentang inovasi tersebut. ”Yang studi banding banyak, namun untuk pengelolaan museum secara umum. Belum fokus ke digitalnya," ujar dia. (*/c9/ttg)
LATEST NEWS

Ibra Melirik Agen, Hazard Bisa Gantung Sepatu
05 Juni 2023

Max Juara, Wehrlein Kudeta
05 Juni 2023

Membawa Atmosfer Istanbul ke Stadio Giuseppe Meazza
05 Juni 2023

Brozo dan Gundo Gemilang di Laga Pemungkas Domestik
05 Juni 2023
