alexametrics Kemeriahan Pertama Menyambut Ramadan di London

Kemeriahan Pertama Menyambut Ramadan di London

Dihiasi 30 Ribu Lampu Ramah Lingkungan, Dibeli dari Hasil Donasi

Kamis, 23 Maret 2023 13:18

kemeriahan-pertama-menyambut-ramadan-di-london

Ada memori bahagia yang mungkin tak bisa dilupakan. Seperti menyaksikan lampu-lampu indah di malam Ramadan.

 

Lampu warna-warni dengan berbagai bentuk, sejak Rabu (22/3) menghias indah kawasan Piccadilly Circus, West End, London, Inggris. Bukan lampu hias biasa, melainkan sengaja dipasang untuk menyambut bulan suci. Lampu bertuliskan Happy Ramadan itu dengan gemerlap bulan dan bintang.

Pemandangan tersebut merupakan kali pertama Kota London menyambut Ramadan besar-besaran. Setidaknya, ada sekitar 30 ribu lampu ramah lingkungan yang terpasang. Wali Kota London Sadiq Khan yang didapuk menghidupkan lampu-lampu hias tersebut. Khan adalah seorang muslim. Rencananya, hiasan tersebut dipasang selama Ramadan.

Pemasangan lampu tersebut atas inisiatif dari organisasi Ramadan Lights. Mereka membeli lampu-lampu itu dari hasil donasi publik. Pendiri lembaga tersebut, Aisha Desai, mengungkapkan, ketika masih kecil ada memori bahagia yang tidak bisa dilupakannya. Yaitu, melihat lampu-lampu indah dalam perjalanan ke pusat Kota London. Dia biasa melihat itu dengan adiknya dari dalam mobil. Baginya itu merupakan sesuatu yang ajaib.

’’Sebagai seorang muslim, saya ingin membawa keajaiban itu ke komunitas saya. Tiga tahun lalu, perjalanan itu dimulai dengan (lembaga) Ramadan Lights,’’ ujarnya seperti dikutip The Guardian. Dia pun berterima kasih pada para donatur yang membantu proyek tersebut sehingga bisa berjalan.

TRADISI BERAGAM

Setiap negara memiliki ciri khas dalam menyambut Ramadan. Utamanya negara dengan mayoritas penduduk muslim. Misalnya, tradisi menembakkan meriam untuk menandai waktu buka puasa. Di awal-awal masih menggunakan peluru asli hingga 1859. Tapi, kini berganti dengan peluru kosong lantaran banyak kawasan padat penduduk.

Awalnya, tradisi itu dilakukan penduduk muslim di wilayah Mediterania Timur seperti Turki, Lebanon, Jordania, dan sekitarnya. Kemudian, menyebar ke negara-negara Teluk dan Afrika Utara. Saat sahur, biasanya ada orang yang berkeliling untuk membangunkan penduduk. Namanya, masaharati. Ada yang hanya memanggil, ada yang mengetuk pintu hingga membawa beberapa alat musik. Masaharati ini kerap ditemui di Mesir, Yaman, Maroko, dan sekitarnya.

Tradisi menghias rumah dan jalanan dengan berbagai lampu selama Ramadan juga ada di berbagai negara. Di Mesir jamuan amal diadakan di lingkungan perumahan. Setiap orang, saling membantu untuk menyumbangkan makanan, meja, atau membantu mengatur acara malam hari. Di Arab Saudi jamuan mewah diadakan di halaman Masjidilharam Makkah dan Masjid Nabawi Madinah.

Sementara itu, untuk diketahui, lama waktu berpuasa di setiap kota berbeda-beda. Beberapa kota harus menahan makan dan minum selama 17 jam. Misalnya, di Nuuk (Greenland), Reykjavik (Islandia), Helsinki (Finlandia), Stockholm (Swedia), dan Glasgow (Skotlandia). Yang terpendek atau kurang lebih 12 jam seperti di Buenos Aires (Argentina) dan Canberra (Australia). (sha/hud/jpg/dwi/k8)