UPAYA mencari skema alternatif ini ternyata sejalan dengan PT Waskita Karya (Wika) yang telah mengusulkan alternatif tindak lanjut pengusahaan jalan tol Balikpapan-Penajam, yaitu pengembalian dokumen prakarsa pengusahaan Jalan Tol Balikpapan–Penajam kepada pemerintah/Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).  Berdasarkan dokumen yang dibuat Wika dan diberikan Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setkab PPU Nicko Herlambang kepada koran ini, Minggu (19/11), tergambar sangat jelas tentang hal itu.

Di dalam dokumen yang dibuat Februari 2023 itu disebutkan bahwa pengembalian dokumen prakarsa kepada BPJT agar dapat dikaji ulang oleh BPJT untuk kemudian dilelangkan kembali.  Pelelangan kembali dapat dilakukan pada keseluruhan paket jalan tol Rp 10,961 triliun; paket jembatan utama/cable stayed Rp 3,921 triliun,  sedangkan paket jalan pendekat dibangun dengan viability gap fund (VGF) atau APBD.

Selanjutnya, lelang juga meliputi paket jembatan utama/cable stayed dan paket jalan pendekat balanced cantilever sisi Penajam Rp 7,613 triliun, sedangkan paket jalan pendekat sisanya akan dibangun dengan VGF atau APBD. Dengan demikian, diharapkan Jalan Tol Balikpapan– Penajam itu tetap dapat dibangun walaupun tanpa melalui skema prakarsa. (far)

ARI ARIEF

ari.arief@kaltimpost.co.id