alexametrics Rumah Retak Diklaim Dampak Pemipaan

Rumah Retak Diklaim Dampak Pemipaan

Kamis, 25 Mei 2023 15:33

rumah-retak-diklaim-dampak-pemipaan

-

Warga melaporkan adanya keretakan pada tujuh rumah di RT 14, Desa Girimukti, Kecamatan Penajam, Penajam Paser Utara (PPU), yang diklaim dampak proyek pemasangan pipa milik PT Pertamina (Persero) di wilayah tersebut.

 

PENAJAM-Andi Icun, salah satu warga, kepada Kaltim Post, Rabu (24/5) mengatakan, dia telah meminta perusahaan yang mengerjakan proyek di tepi Jalan Propinsi, Km 16, Girimukti, itu menghentikan pekerjaan dan segera menemui warga melalui kegiatan sosialisasi.

“Namun, permintaan kami itu tidak mereka gubris. Kami hanya minta penghentian sementara saja,” kata Andi Icun di lokasi pekerjaan pemipaan. “Sejak awal, perusahaan ini terkesan mengabaikan protes masyarakat. Sekira satu minggu lalu, kami sudah menyampaikan tentang hal ini,” tambahnya. Di lokasi pekerjaan pemipaan itu tampak Rudiansyah, ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) PPU. “Saya turut mendampingi warga untuk mengomunikasikan ke perusahaan agar ada solusi terbaik,” kata Rudiansyah.

Tujuh rumah yang dilaporkan Andi Icun itu retak pada bagian dinding tertentu. Letak rumah sekira 10 meter sisi seberang jalan provinsi dari lokasi proyek pemipaan. Dia meyakini bahwa retaknya dinding-dinding rumah warga itu akibat proyek yang masuk kategori objek vital nasional itu. “Rumah yang retak itu dindingnya dari beton. Kalau rumah terbuat dari kayu tidak tampak,” tuturnya. Ia juga telah membuat video pendek yang ditujukan kepada Bupati PPU Hamdam. Fitroh, warga lainnya kemarin menambahkan, seminggu lalu sudah menyampaikan protes ke perusahaan. Namun, seperti kata Andi Icun, protes yang dia sampaikan tak mendapatkan tanggapan. “Rumah yang retak milik orangtua saya. Retak di bagian dapur dan samping rumah,” kata Fitroh.

Petugas Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) Teguh Indiarto yang ditemui media ini kemarin di lokasi proyek menjelaskan, bahwa proyek yang dikerjakan PT Cipta Panji Manunggal (CPM) ini berupa pengeboran bawah tanah dan bukan pemancangan tiang pancang yang dapat menimbulkan getaran. “Tidak ada getaran yang sampai mengakibatkan rumah warga retak. Dan itu nanti bisa diketahui secara teknis,” kata Teguh Indiarto. Sementara itu, petugas lain mengatakan, proyek pemipaan 52 inci ini mulai dari Girimukti ke Tanjung Jumlai, Kecamatan Penajam, berjarak sekira 5 kilometer hanya berupa pengeboran dalam tanah saja.

Kemarin, tentang rumah warga itu jadi perhatian Kepala Desa Girimukti, Kecamatan Penajam, PPU Hendro Jatmiko Sormin setelah mengetahui informasinya dari Kaltim Post. Ia mengaku belum mengetahui karena tak ada laporan warga. Ia lalu bersama Babinsa Tasan, Bhabinkamtibmas Dewa, Ketua RT 14 Sunaji, Rudiansyah, dan perwakilan perusahaan, meninjau rumah warga yang dilaporkan retak. “Hasilnya, ada kesepakatan segera dilakukan sosialisasi pekerjaan proyek kepada masyarakat,” kata Rudiansyah.

Kemarin, wartawan media ini dapat melihat dari dekat tahap konstruksi yang dimaksud dan menyaksikan pengeboran lubang di dalam tanah untuk memasang pipa yang akan menembus ke bawah Jalan Propinsi, Km 16. Pemipaan ini untuk mengangkut minyak mentah dari Terminal Lawelawe menuju Kilang Pertamina di Kota Balikpapan melalui pipa darat dan berlanjut pipa bawah air laut. (far/k15)

 

ARI ARIEF

ari.arief@kaltimpost.co.id