Ibuku Pahlawanku
Senin, 31 Oktober 2022 21:49

LOYALITAS: Anik Setiawati mendapat penghargaan dari Gojek pada 2020 sebagai driver dengan bintang lima terbanyak sepanjang tahun dari 10 ribu driver.

Ibumu, ibumu, ibumu, lalu bapakmu. Perintah untuk menghormati ibu ini menunjukkan bahwa perempuan begitu dimuliakan oleh agama berkat perjuangannya dalam menghadapi tiga kesulitan dalam hidup. Yakni ketika mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Lebih berat lagi bagi single parent. Gojek hadir meringankan beban mereka.
KAKI Anik Setiawati seketika lemas. Dia pun terduduk di lantai dengan kaki terlipat. Tangannya tersandar di kursi kayu berkelir cokelat. Wajahnya memelas. Air mata yang dia tahan dari setengah jam sebelumnya pun tak kuasa ia bendung lagi. Sesekali dia basuh menggunakan daster yang dikenakan. Supaya kesedihan itu tidak terlihat oleh buah hatinya.
"Sudah mas. Sudah. Tidak ada motor trail itu di dalam rumah saya," suaranya bergetar meminta dua orang bertubuh gelap yang mengobrak-abrik rumahnya. Di balik pintu kamar yang terkunci rapat, jelas terdengar tangisan anak-anak bersahutan.
Siang itu, keluarga kecil ini kembali didatangi orang tak dikenal suruhan mantan bos suami Anik. Mereka mencari si kuda besi sebagai pengganti utang yang tak kunjung dibayar.
"Jangan sakiti mbak Anik, suaminya ga pernah pulang. Sana, cari suaminya aja. Jangan siksa mbak Anik," tegur tetangga Anik dari jalanan kepada dua orang tersebut. Dengan suara lantang, salah satu orang suruhan tersebut mengancam. Mereka bakal kembali lagi jika motor trail yang dicari tidak segera diberikan. Atau suaminya belum juga membayar utang.
Anik masih terduduk ketika preman tersebut keluar rumah sembari menutup pintu dengan keras. Brakk. Dari kamar berukuran 3x4 meter di depan Anik, anaknya berlari. Memeluknya. Menangis bersama. "Ibu ga papa kan? Siapa orang tadi bu? Aku takut," ujar anaknya yang paling besar.
Momen sedih itu membuat Anik makin mantap untuk pisah dengan suami. Dia khawatir keselamatannya bersama anak bisa terancam. Jika utang tak kunjung dibayar. Sementara suaminya sudah lebih enam bulan tidak pernah pulang dan memberi kiriman uang. Anik bertahan berkat tabungan. Namun uang sudah mulai habis. Sementara dirinya tidak bekerja.
Keesokan harinya, saat mengantar si buah hati ke sekolah di daerah Sepinggan, Balikpapan Selatan, dia melihat beberapa driver Gojek tengah bercengkrama menunggu orderan di sebuah warung. Dari situ, dia tertarik. Lantas mulai mencari informasi untuk bisa menjadi mitra driver. "Saya tanya tetangga. Kata mereka enak jadi driver Gojek. Bisa kerja kapan aja kalau urusan di rumah sudah selesai," ujarnya.
Tak puas sampai situ, dia kembali bertanya kepada keluarga yang lebih dulu menjadi mitra driver. Jawaban yang sama dia peroleh. "Nah, dari keluarga itu kemudian saya dicarikan informasi untuk bergabung. Ternyata saya disuruh datang ke kantor Gojek di Jalan MT Haryono. Besok paginya langsung berangkat," kenangnya.
Berbekal motor Vario, dia lantas mendaftar. Tidak ribet. Hanya diminta men-download aplikasi Gojek Mitra, kemudian mengisi data pribadi dan kendaraan. Keesokan harinya sudah bisa on, alias bekerja.
"Waktu itu umur saya sudah 37 tahun. Senang banget bisa bergabung dengan Gojek. Selain Gojek, pasti sulit cari kerja lain karena sudah tua. Alhamdulillah-nya, momennya pas banget. Tiga hari setelah saya diterima, pendaftaran mitra driver Gojek ditutup," ujar Anik.
Karena berstatus sebagai ibu rumah tangga tulen dan jarang menggunakan telepon pintar, dia awalnya kesulitan menggunakan aplikasi Gojek. Sehingga pada awal-awal mencari orderan, dia minta bantuan keluarga di Balikpapan Barat. Tengah malam dia belajar menggunakan. Ketika orang-orang sudah tidur dan sepi orderan.
Di situ dia belajar apa yang harus dilakukan ketika mendapat orderan. Termasuk menggeser peta, dari tempat orderan ke tujuan. Paham. Namun keesokan harinya saat mendapat orderan pertama, dia kembali pusing. Karena ternyata yang diterima bukannya Goride. Melainkan Gofood. "Warnanya ko beda sama yang saya pelajari tadi malam. Bingung, saya telepon keluarga lagi. Pokoknya bentar-bentar nelpon," tutur perempuan berhijab ini.
Setelah dua bulan berjalan dan merasa mampu mendapatkan pundi-pundi rupiah, dia memutuskan menggugat cerai suaminya. Tepatnya pada November 2018. Sejak saat itu, dia berjuang mencari nafkah untuk ketiga anaknya. Paling besar duduk di kelas 5 SD, sedangkan dua lainnya masih berusia lima dan enam tahun.
"Waktu itu, orang tua dukung. Karena mereka sudah ga kuat lihat saya menderita. Bahkan saya pernah ga makan tiga hari karena ga ada uang sama sekali. Dan bahan makanan di rumah habis," ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Surat cerai itu juga yang dia gunakan sebagai "senjata" untuk mengusir para preman yang sesekali datang menagih utang ke rumah.
Perjuangan menjadi driver tak semuanya mulus. Dia pernah kejatuhan ular di tangan saat mengantar pesanan Gofood di Perumahan Borneo Paradiso. Kaget ada yang bergerak-gerak di tangan, dia memutuskan untuk menjatuhkan motor ke samping. Beruntung, nasi yang dipesan dibungkus rapat. Sehingga tidak terhambur.
Dia juga pernah jatuh akibat ceceran minyak di jalan. Juga ditabrak pengendara di belakangnya. "Ceritanya waktu itu jalanan macet karena ada mobil trailer ga bisa mutar. Nah, ternyata ada motor laju dari belakang. Saking lajunya, orang itu ga bisa kendalikan motor. Akhirnya nabrak saya. Motor waktu itu rusak parah, ban depan sampai pilas. Untungnya orang itu tanggung jawab," ujarnya.
Perempuan 43 tahun ini juga mengaku pernah malam-malam mendorong motor karena ban bocor saat mengantar pesanan. "Maklum waktu itu belum tahu motor. Ban sudah tipis, masih aja saya paksa jalan," sambungnya.
Anik awalnya sering menunggu orderan di Rumah Sakit Umum Daerah Kanujoso Djatiwibowo. Karena jauh dari rumah, dia bergeser ke Nasi Goreng Merakyat yang booming di area Sepinggan. Di situ dia kenal dengan Noor, dan diajak bergabung dengan komunitas mitra driver Gojek, GSC. Di situ dia mulai kenal dengan banyak mitra driver dan makin percaya diri.
"Biasanya saya kalau nunggu orderan itu sendirian duduk di bawah-bawah pohon. Tapi karena sudah ada yang dikenal, ikut gabung yang lain di warung-warung. Apalagi setelah ketemu beberapa mitra driver cewek juga. Makin pede," katanya.
Perlahan, dia menerima banyak orderan dan mampu meraup banyak uang. Sangat bersyukur rezekinya sangat baik walau hanya menjadi driver Gojek. Yang awalnya ragu bisa menghidupi tiga buah hati, jadi semakin yakin. Apalagi dia sering bertemu orang baik. Seperti mereka yang memberi tips setelah menyelesaikan orderan.
Misalnya setelah mengantar food ke salah satu pengunjung hotel Athar 88. Sekitar pukul 21.00 Wita. Saat mengantar pesanan, Anik ditanyai pemesan tersebut. "Kenapa kok sampai malam nariknya"? Ya saya jelasin kalau harus tutup poin (tupo) agar dapat bonus dari Gojek. "Bonusnya berapa"? Rp 80 ribu.
"Eh ternyata saya dikasih Rp 100 ribu. Tapi saya diminta untuk langsung pulang. Di situ juga saya tunjuin ke bapaknya kalau saya matiin aplikasinya dan langsung pulang. Ini mungkin yang dinamakan rezeki dari anak," ungkapnya.
Sebelum pandemi corona, dia mengaku kerap mendapatkan bonus dari Gojek. Pendapatan hariannya minimal Rp 200-250 ribu. Atau sebulan bisa meraup Rp 6 juta. Itu di luar pemasukan tak terduga dari orang baik. Paling banyak dia pernah mendapatkan Rp 12 juta sebulan.
Nah, memasuki pandemi yang katanya sulit, dia justru mengaku banjir orderan. Apalagi di awal-awal virus corona masuk Kaltim. Maret 2020. Tingkat kecemasan masyarakat tinggi. Pemerintah menerapkan lockdown. Hanya layanan pesan antar makanan yang boleh melintas. Kondisi ini membuat pesanan antar paket dan Gofood naik tajam.
Di lain sisi, tips yang diberikan orang lebih melimpah. Banyak masyarakat Balikpapan yang ingin berbagi kepada driver online karena terus bekerja di tengah pandemi.
"Kadang abis antar pesanan, orang itu minta tunggu sebentar. Sekalinya ngasih parcel. Biasanya di dalamnya juga ada amplopnya. Alhamdulillah," ujar Anik. Dia menyebut, rata-rata orang yang memberi tersebut tinggal di perumahan. Seperti Sepinggan Pratama, Regency atau Daun Village.
Dia juga tak jarang mendapat orderan "palsu". Seperti membeli lauk-pauk di warung makan padang. Pas mau di antar ke tujuan, ternyata disuruh bawa pulang. Pernah juga Goshoop. Sudah belanja di Indomaret, ternyata sama pemesan disuruh bawa pulang belanjaannya.
"Sering banget pas pandemi. Sehari bisa dapat tiga sampai empat orderan begitu pas awal-awal. Sampai-sampai selama setahun saya ga ada beli beras," tuturnya bangga.
Dengan penghasilan murni dari Gojek, dia mengaku bisa menyekolahkan ketiga buah hatinya. Dua anak terakhir bahkan disekolahkan ke swasta. Tanpa sepeser pun mendapat bantuan dari mantan suami. Bahkan dia mampu membayar utang yang ditinggal suaminya berupa cicilan kredit pemilikan rumah. Sebulan setorannya Rp 2,6 juta.
Sebagai seorang ibu, dia terkadang sedih karena tak punya banyak waktu bersama sang buah hati. Dari kecil, anak-anaknya kerap dititipkan tetangga saat dirinya berburu orderan. Ketika anak paling tua pulang sekolah barulah diambil dan dijaga sendiri oleh kakaknya.
"Sedih sebenarnya. Apalagi pas ujan-ujan dapat orderan. Di situ saya ditelepon anak. Mereka minta saya pulang. Takut saya sakit," kata Anik. "Tapi di situ saya jelaskan. Jika ibu ga kerja atau narik orderan, kalian nanti ga bisa sekolah. Kalian masih mau sekolah kan? Alhamdulillah anak-anak saya mengerti," imbuhnya.
Makanya, dia mengaku sangat loyal dengan Gojek. Meski beberapa aplikasi ojek online masuk Balikpapan, Anik mengaku tetap setia dengan Gojek. Tanpa sekalipun menggunakan aplikasi lain. Malah, dia sering beradu argumen dengan orang lain yang menjelekkan Gojek. Termasuk para driver yang mengeluh sepi orderan.
Loyalitas tersebut bukan omong kosong. Buktinya pada 2020, dia mendapat penghargaan dari Gojek. Sebagai driver dengan bintang lima terbanyak sepanjang tahun dari 10 ribu driver. "Saya bangga sekali. Saya yakin Allah telah menitipkan rezeki saya dan anak lewat Gojek. Dengan apa yang sudah saya lalui, sampai kapan pun insyaAllah saya akan selalu setia dengan Gojek," tuturnya mengakhiri pembicaraan.
Selama pandemi, Gojek tercatat memberi bantuan kepada mitra driver untuk bisa #BangkitBersama sebesar Rp 260 miliar. Berupa bantuan kebutuhan pokok, disalurkan langsung ke saldo dompet mitra driver yang telah menjalani vaksinasi Covid-19. Kemudian bantuan penyediaan layanan atau perlengkapan kesehatan dan bantuan pendapatan bagi mitra driver.
Selain membantu memenuhi kebutuhan pokok mitra, inisiatif ini menjadi bentuk apresiasi bagi mitra driver yang telah memiliki kesadaran untuk menjalani vaksinasi, melindungi diri dari risiko paparan Covid-19. Saat ini, mitra driver Gojek telah mencapai 2,6 juta.
BERHASIL: Titik Nursolikah memiliki pendapatan hingga Rp 8 juta per hari dari resto Ayam Geprek 77 yang dibuka bersama Gojek.
BANGKIT BERSAMA GOJEK
PERJUANGAN berat juga dijalani Titik Nursolikah. Usaha catering yang dia bangun dengan susah payah sejak 2003 seketika hancur berantakan pada 2010 lalu. Kolaps. Rugi besar. Dampak dari sistem kerja yang tidak baik bersama mitranya. Hanya saling percaya.
"Maaf, hari ini saya enggak pesan dulu ya. Mau bantu teman yang baru mulai usaha juga". Kalimat mitra kerjanya dari sambungan telepon ini masih terekam jelas di memori Titik. Keesokan harinya, dia tanya kembali perihal orderan kue yang biasa dia dapatkan untuk beberapa sekolah swasta di Balikpapan Utara. Lagi dan lagi. Alasan yang sama dia terima.
Hari silih berganti. Hingga seminggu tak ada orderan masuk. Titik mulai pusing. Di gudang, dia telah menyiapkan stok bahan kue untuk sebulan. Seperti tepung terigu, beras ketan, gula, telur, dan lain-lain. Totalnya sekitar Rp 40 juta-an. Jika tidak segera diolah, dikhawatirkan bisa rusak. Sementara orderan kue tak kunjung masuk.
"Biasanya sehari saya dapat orderan sampai 2.000 kue. Sementara pembayaran dari mitra saya itu agak sulit. Dicicil sistemnya. Jadi saat ada modal, langsung saya belikan bahan," kenangnya. Nahas, strategi itu bertepuk sebelah tangan. Orderan tiba-tiba hilang. Pendapatan turun drastis.
Takut bahan membusuk dan rugi besar, dia memutuskan untuk membuka toko kue di pinggir jalan. Berjualan di atas trotoar di kawasan Kampung Timur, Balikpapan Utara. Membayar ke pemilik rumah yang trotoarnya dipakai. "Buka warung kecil-kecilan di pinggir jalan, jualan nasi kuning, lontong sayur, pecel dan kue-kue," imbuhnya.
Empat tahun berselang, usaha yang coba dia rintis kembali tidak berjalan mulus. Justru uang tabungan terus terkuras. Sementara di satu sisi, ada anak yang mau kuliah. Bingung harus mencari tambahan pemasukan. Akhirnya mencoba mendaftar kerja. Diterima menjadi admin di salah satu perusahaan kontraktor. Malam bikin kue, siang kerja kantoran.
Namun karena sering kelelahan, dia disarankan oleh anaknya untuk kembali membuka usaha kuliner. Karena hasil masakannya banyak yang suka. Kebetulan pada 2017 lalu booming ayam geprek di Jawa. Terinspirasi dari situ, dia ingin membuka usaha itu. Tapi bingung, ga punya modal untuk sewa kios.
Di saat bersamaan, Gojek masuk ke Balikpapan. Dari situ, anaknya coba mendaftarkan Titik menjadi salah satu mitra UMKM Gojek. Jualan dari rumah. Tidak strategis sama sekali karena lokasinya di ujung gang Agro Mulyo, Jalan LKMD, Batu Ampar, Balikpapan Utara.
Awalnya takut-takut karena pasarnya tidak kelihatan. Jadi hanya menyiapkan 2 ekor ayam. Buka jam 10 pagi. Eh ternyata antusiasme konsumen luar biasa. Ga sampai satu jam langsung habis. Besoknya ditambah jadi 4 ekor. Eh ternyata pas jam makan siang langsung habis.
Terus ditambah hingga akhirnya mendapatkan penjualan rata-rata per hari 6-7 ekor ayam. "Bertahan segitu terus. Setiap hari cuman 6-7 ekor. Sekitar enam bulanan stagnan ga bisa menambah penjualan," ungkapnya.
Nah, tiba-tiba datang sales dari Gojek ke rumah bilang kalau jualan saya stagnan. Terbaca dari sistem di Gojek. Dari situ Titik diberi pendampingan. Dipandu untuk ikut iklan dan memberikan promo. "Saya ikuti semua arahannya asal ga merugikan. Tadinya dibiarin aja. Ternyata kita diawasi juga. Setelah ikut promo-promo, langsung naik penjualan. Sampai 15 ekor per hari. Naik tiga kali lipat," bebernya.
Melihat penjualan di Gojek yang makin menjanjikan, toko kue di pinggir jalan akhirnya ditutup. Fokus mengembangkan Ayam Geprek 77. Berjalan 15 hari dan merasa kewalahan karena orderan terus meningkat, dia memutuskan merekrut dua pekerja. Pada 2019 lalu.
Dia tak pelit berbagi ilmu. Resep membuat ayam geprek dia bagikan kepada pekerja. Sama sekali tidak takut jika nanti akan membuat usaha serupa dan bersaing dengannya. Sama seperti umur, menurutnya setiap orang telah memiliki rezeki masing-masing.
Di awal 2020 ujian tiba. Covid-19 masuk Kaltim. Terjadi lockdown. Pasar-pasar ditutup. Hanya driver Gojek yang boleh jalan. Khawatir terkena virus mematikan tersebut, dia juga memutuskan tutup. Tapi mendapat telepon dari salah satu driver yang suka mengambil orderan di tempatnya. "Mbak Titik buka aja. Kalau ga buka, mau makan apa kita? Saya juga ga ada orderan nanti," kata Titik menirukan driver tersebut.
Perdebatan terjadi. Titik masih takut jika nantinya usaha justru ditutup permanen oleh Satpol PP. Driver tersebut terus meyakinkan hingga hati perempuan berhijab ini pun luluh. Akhirnya buka jam 9 pagi. Ternyata benar. Di saat resto lain banyak tutup, permintaan menumpuk di restonya. Dari jam 9 pagi sampai jam 10 malam, orderan ga pernah putus. Bahkan antrean driver mengular hingga puluhan meter.
"Di situ saya dimarah-marahi sama driver. Mereka bilang ada yang sudah nunggu satu jam. Tapi kan kondisinya memang lagi mengerjakan orderan. Sampai-sampai dilaporkan ke kantor Gojek dan diberi solusi untuk pakai nomor antrean," terangnya.
Untuk memecah antrean, dia memutuskan membuka cabang di Agung Tunggal, Balikpapan Baru. Bersyukurnya, rencana tersebut mendapat sambutan luar biasa dari pihak Gojek. Mereka memberikan promo gratis satu menu ayam geprek. Berjalan tiga bulanan. Membuat resto barunya tersebut ramai setiap hari. Antreannya panjang, seperti resto sebelumnya.
Dari situ, resto Ayam Geprek 77 Agung Tunggal makin dikenal masyarakat Kota Beriman. Selang setahun, Titik kembali membuka cabang di Gunung Sari. Dari tiga restonya tersebut, setiap hari bisa menghabiskan hingga 60 ekor ayam. Seiring menambah cabang, dia juga merekrut tenaga kerja baru. Saat ini pekerjanya sudah mencapai 11 orang. Dengan pendapatan per hari mencapai Rp 8 juta. Jauh lebih baik ketimbang usaha catering dulu yang memiliki omzet Rp 15 juta per bulan.
Menurutnya, promo-promo yang dijalankan Gojek sangat membantu para merchant untuk berkembang. Terbaru ada promo Merdeka Lapar pada periode Agustus-September 2022. Ini menjadi pelipur lara karena dalam waktu bersamaan, harga BBM naik. "Promo ini membuat penjualan kami stabil. Semoga promo-promo dari Gojek ada terus karena benar-benar berdampak luar biasa ke penjualan," harapnya.
Head of Regional Corporate Affairs East Indonesia Gojek Guntur Arbiansyah mengatakan, program Merdeka Lapar menjadi jawaban dari kebutuhan pelanggan setia Gofood untuk memesan makanan yang lebih ramah di kantong, yaitu dengan opsi menu hemat yang dapat diakses pelanggan melalui banner yang tersedia di halaman Gofood.
Sekaligus mendukung keberlanjutan bisnis kuliner bagi pelaku usaha mikro menengah di Kaltim. Hanya dengan Rp 20 ribu, pelanggan dapat menikmati ragam kuliner makanan berat dengan harga terjangkau.
"Sebagai pilihan utama masyarakat Balikpapan tentunya kami berharap melalui program Menu Hemat Merdeka Lapar ini dapat memberi opsi yang lebih ekonomis bagi pelanggan setia Gofood dalam bentuk pilihan makanan dengan harga yang ekonomis. Selain keuntungan bagi pelanggan, hadirnya Menu Hemat Merdeka Lapar ini dapat mendorong orderan mitra driver dan UMKM kuliner," ujarnya.
Program Menu Hemat Merdeka Lapar yang diluncurkan 22 Agustus 2022 tersebut diikuti oleh lebih dari 100 mitra usaha Gofood di Balikpapan dan Samarinda. Program ini mendapatkan animo positif dari masyarakat dan pelaku usaha yang tergabung dalam mitra merchant GoFood, terlihat dari peningkatan jumlah order sejak pertama kali diluncurkan. Adapun jumlah merchant UMKM Gofood mencapai 1 juta.
Berdasarkan studi Institusi Demografis Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LD FEB UI), Mitra driver Gojek tetap tangguh di masa pandemi. Mitra driver mengalami pemulihan yang signifikan melalui peningkatan pendapatan sebesar 24 persen bagi mitra Goride dan 18 persen untuk Gocar. Alhasil mereka ingin terus bermitra dengan Gojek karena mendapat dukungan maksimal.
Sementara untuk merchant Gofood, kehadiran Gojek mampu membuat pelaku usaha mengalami kenaikan pendapatan rata-rata sebesar 66 persen dibandingkan 2020. Dan mereka berencana menjalin kemitraan jangka panjang dengan Gofood. Apalagi saat ini mereka memiliki tempat untuk menimba ilmu agar usahanya semakin berkembang melalui Gobiz.
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud memberikan apresiasi yang tinggi kepada Gojek karena turut membantu pelaku usaha bangkit dari tekanan pandemi dan menjaga perekonomian Balikpapan tetap positif. Platform digital disebutnya memberi ruang bagi pelaku usaha yang memiliki keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha.
"Dampak Covid kemarin sangat luar biasa kepada siapa pun, termasuk pelaku UMKM. Berkat bergabung dengan Gojek, mereka mampu bertahan. Baik driver maupun pelaku usaha kuliner. Semoga Gojek terus berinovasi untuk menjaga daya beli masyarakat dan meningkatkan perekonomian," harapnya. Sepanjang 2021, Gojek berkontribusi sekitar 2,6 persen terhadap produk domestic regional bruto (PDRB) Balikpapan atau sekitar Rp 2,7 triliun. (ndu)

LATEST NEWS

Terry Shahab Siap Kembali Muncul Bawakan Lagu Sedih
29 Maret 2023

Burger Pemecahan Rekor Harry Kane
29 Maret 2023
