Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Agama Islam di Sekolah Dasar
Selasa, 19 September 2023 22:47


Oleh: Suharwati SPdI
(Guru SD 013 Sambutan, Samarinda)
PENDIDIKAN karakter bertujuan meningkatkan mutu, proses, dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Melalui pendidikan karakter, peserta didik diharapkan mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia, sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya.
Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas.
Senada dengan hal ini, Socrates berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan karakter adalah membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah Islam, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, juga menegaskan bahwa misi utama dalam mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good character).
Berikutnya, ribuan tahun setelah itu, rumusan tujuan utama pendidikan tetap pada wilayah serupa, yakni pembentukan kepribadian manusia yang baik. Tokoh pendidikan barat yang mendunia seperti Kilpatrick, Lickona, Brooks dan Goble seakan menggemakan kembali gaung yang disuarakan oleh Rasulullah dan Socrates itu. Bahwa moral, akhlak, atau karakter adalah tujuan yang tak terhindarkan dari dunia pendidikan. Demikian halnya pakar pendidikan Indonesia, Fuad Hasan, dengan tesis pendidikan yakni pembudayaan, juga ingin menyampaikan hal serupa dengan tokoh-tokoh pendidikan di atas. Menurutnya, pendidikan bermuara pada pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial (transmission of cultural values and social norms).
Pembentukan karakter dalam pembelajaran untuk menyukseskan pendidikan karakter di sekolah-sekolah perlu dilakukan identifikasi karakter. Sebab, pendidikan karakter tanpa identifikasi karakter hanya akan menjadi sebuah perjalanan panjang tanpa ujung. Jadi, dalam hal ini, agar pendidikan karakter di sekolah dapat berhasil, syarat utama yang harus dipenuhi. Di antaranya, pertama teladan dari guru, karyawan, pimpinan sekolah, dan para pemangku kebijakan di sekolah. Kedua, pendidikan karakter dilakukan secara konsisten dan secara terus-menerus. Ketiga, penanaman nilai-nilai karakter yang utama. Karena semua guru adalah pendidik, maka mereka memiliki kewajiban untuk memasukkan atau menyelipkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran (intervensi).
Pendidikan karakter itu tidak hanya menjadi tugas guru agama, guru Pkn, atau guru-guru yang mengajar moral, tetapi menjadi kewajiban semua guru di sekolah. Hal ini penting agar di tengah proses pendidikan karakter tidak terjadi saling lempar tanggung jawab. Upaya untuk mengimplementasikan pendidikan karakter perlu dilakukan dengan pendekatan holistik, yaitu mengintegrasikan perkembangan karakter ke dalam setiap aspek kehidupan sekolah.
Implementasi pendidikan karakter bisa dilakukan melalui; (a) Terintegrasi dalam pembelajaran, artinya pengenalan nilai-nilai, kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik melalui proses pembelajaran; baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. (b) Terintegrasi dalam pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler, artinya berbagai hal terkait dengan karakter diimplementasikan dalam kegiatan pengembangan diri melalui ekstrakurikuler yang memuat pembentukan karakter antara lain, olahraga, keagamaan, seni budaya, kepramukaan, palang merah remaja, pameran lokakarya, dan lain-lain. (c) Terintegrasi dalam manajemen sekolah, artinya berbagai hal terkait dengan karakter (nilai-nilai, norma, iman, dan ketakwaan, dan lain-lain) dirancang dan diimplementasikan dalam aktivitas manajemen sekolah, seperti pengelolaan peserta didik, regulasi/peraturan sekolah, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, keuangan, perpustakaan, pembelajaran, penilaian, dan informasi serta pengelolaan lainnya. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. (pms/far/k16)
LATEST NEWS
