alexametrics Bertumbuh Selama Pandemi hingga Ekspor Olahan Rempah

Bertumbuh Selama Pandemi hingga Ekspor Olahan Rempah

Senin, 06 Juni 2022 09:07

bertumbuh-selama-pandemi-hingga-ekspor-olahan-rempah

Yavaroh dengan tanaman toga-nya.

Sejak kecil, sang nenek biasa membuat minuman rempah kemangi. Resep itulah yang mengantarkannya kini menjalani bisnis berbagai olahan rempah untuk kesehatan. Semakin dia seriusi, berbagai peluang pun terbuka.

 

MULANYA pada 2017 lalu, Yavaroh atau biasa dipanggil Yava mengikuti program dasawisma dari Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Di lingkungan RT, ada empat tanaman obat keluarga (toga) yang dibudidaya.

"Nah ada lomba perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kami lolos sampai nasional. Terus di situ bingung mau bikin apa dari toga itu, mau bikin susu jahe sudah biasa. Saya usul bikin rempah kemangi. Begitu dicoba ternyata cocok. Kalau enggak salah masuk lima besar nasional itu," bebernya saat ditemui di kediamannya, Perumahan Bukit Temindung Indah, Jalan Damanhuri Samarinda.

Lalu di tahun yang sama, dia mendapat rekomendasi untuk mengikuti pelatihan. “Jadi ada orang kecamatan, diminta saya untuk mengikuti pelatihan UMKM. Jadi kayak bagaimana branding, pengolahan, dasar-dasar lah,” sebutnya. Kala itu masih belum terlalu diseriusi. Dijalaninya sebagai bagian dari hobi. Ketika ada yang memesan, baru dia olah. Tidak promosi secara serius.

Pada 2020, dia mengikuti program pembinaan wirausaha Mini University dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kaltim. Selama kurang lebih tiga bulan mendapat ilmu bagaimana pengelolaan usaha khususnya UMKM.

Dari situ, Yava mulai sadar bahwa peluang bisnis terbuka lebar. Dia pun semakin mengembangkan produknya. Dikatakan jika dari 15 produknya kini, semuanya hasil trial and error.

“Autodidak semua, sama lihat-lihat tutorial. Jadi percobaan belasan kali sampai dapat rasanya yang pas, baru urus kayak halalnya, izinnya,” jelas perempuan kelahiran 1968 itu.

Dirinya semakin rajin ketika banyak pelatihan terkait dibuka. Terbaru, bisnisnya dengan nama Rempah Sakti saat ini mengikuti program coaching untuk ekspor. “Pelatihan selama 6 bulan sampai Desember nanti. Tapi sudah beberapa kali kirim ke luar negeri, bahkan ada kerjasama juga dan alhamdulillah untungnya bisa buat cicil beli alat-alat produksi,” ungkap Yava.

Kini ada sedikitnya lima orang yang membantunya memproduksi rempah setiap hari. Apalagai saat pandemi, pesanan semakin tinggi. Produk alami paling banyak dicari. Termasuk dia juga sudah bekerjasama dengan perusahaan retail.

Ke depan, masih banyak peluang lain yang ingin dia kembangkan dari berbagai rempah. Salah satunya mengembangkan olahan permen. Selain itu, Yava juga tak pelit ilmu jika ada yang bertanya mengenai pengolahan rempah.

“Jadi kadang ada yang datang misal dari luar Samarinda, ke sini untuk tanya-tanya bagaimana pengolahan, pengemasan. Saya tetap berbagi, enggak anggap kompetitor. Sama-sama sudah ada rezekinya,” tutupnya.

Raden Roro Mira

@rdnrrmr