Persiapan Penilaian Kampung Salai, Cari 10 Terbaik, Usung Target Kota Bersih
Jumat, 17 Maret 2023 13:04

KELOLA: Aldila Rahmi Zahara memaparkan kriteria penilaian kampung Sampah Bernilai (Salai) dalam agenda sosialisasi, Kamis (16/3).

SAMARINDA–Salah satu program pengurangan sampah yang digalakkan pemerintah yakni melalui program kampung Sampah Bernilai (Salai).
Tahun ini kembali digelar sosialisasi dalam rangka penetapan 10 kampung terbaik yang penilaiannya dimulai Mei hingga November mendatang. Saat ini leading sector program tersebut adalah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda tengah melakukan sosialisasi kepada camat dan lurah se-Samarinda dalam rangka persiapan penilaian.
Kabid Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan DLH Samarinda Aldila Rahmi Zahara mengatakan, program itu sudah berjalan sejak 2021, saat ini sudah ada 20 Kampung Salai yang ditetapkan. Karena setiap tahun akan dicari 10 pemenang. “Itu kami sosialisasi dulu. Selama dua hari, Kamis–Jumat, masing-masing diikuti lima kecamatan beserta kelurahannya,” ucap dia, Kamis (16/3).
Dia menerangkan, dalam sosialisasi tersebut, pihaknya mendorong agar kecamatan dan kelurahan bisa mendaftarkan minimal tiga RT di wilayahnya sebagai calon kandidat. Jadwal pelaksanaan sudah ditetapkan, yakni implementasi dimulai April, sedangkan penilaian atau monitoring dimulai Mei, sedangkan penilaian akan dimulai Oktober–November mendatang.
“Kalau sudah ditetapkan sebagai Kampung Salai tidak bisa ikut lagi. Namun, pemenang tahun sebelumnya bisa jadi rujukan. Itu juga akan kami laksanakan. Melakukan studi banding ke RT pemenang sebelumnya,” ucap dia.
Dia menjelaskan, beberapa indikator penilaian juga telah disampaikan, sebagaimana tujuan awal terkait capaian pengelolaan sampah 100 persen di 2025 mendatang, dengan pembagian pengurangan sampah 30 persen dan penanganan sampah 70 persen. Sejak 2019–2022 lalu, persentase pengurangan sampah terus meningkat hingga 19,05 persen, yang salah satunya lewat program kampung salai ini. “Garis besarnya adalah bagaimana sampai bernilai sosial, budaya, ibadah, dan ekonomi,” jelasnya.
Lebih rinci, Aldila menyampaikan, kriteria penilaian antara lain, upaya pengelolaan sampah bernilai skala kawasan, lembaga pengelolaan sampah bernilai (bank sampah), dokumentasi dan pelaporan, serta kebersihan, kerapian dan keindahan kawasan. Makanya dalam bulan ini kami dorong agar segera melengkapi beberapa persyaratan administrasi, sehingga dapat mulai diimplementasikan April mendatang.
“Ketika dalam perencanaan program membutuhkan anggaran dapat berkolaborasi dengan anggaran Pro Bebaya (Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat). Tinggal dikomunikasikan dengan tenaga pendamping Pro Bebaya (TPP) beserta kelompok masyarakat (pokmas) selaku pelaksana,” sambungnya.
Dia berharap, program itu bisa diikuti, sehingga pengelolaan sampah di Kota Tepian terus meningkat, dari memilah sampah rumah, membuang sampah di TPS. “Demi menjadikan Samarinda sebagai kota yang bersih,” tegasnya.
Mengenai program tersebut, Lurah Budaya Pampang Sofyandi menyatakan dukungannya. Namun, program itu belum bisa berjalan efektif di wilayahnya, hal itu karena jumlah RT yang hanya sekitar enam, sehingga volume sampah yang bernilai ekonomi juga masih tergolong kecil. “Kami memulai satu RT ya, yakni RT 01,” ucapnya.
Sofyandi terus menggalakkan sosialisasi untuk pemilahan sampah dalam setiap agenda yang berkaitan dengan masyarakat. Tidak lupa, dia menyampaikan agar pemerintah bisa tegas membuat aturan dan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah. “Dengan begitu diharapkan persentase pengelolaan sampah bisa terus meningkat,” tutupnya. (dra/k8)
DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46

LATEST NEWS

KPK Wanti-Wanti Penyelenggara Negara di Kaltim
30 Maret 2023

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
30 Maret 2023

Guru-Dosen tanpa Tukin Dapat THR dan Gaji Ke-13
30 Maret 2023
